Malam ini aku berbaring di dalam kamar, hanya sendiri. Tersadar bahwa aku sekarang sedang sendirian tidak ada teman yang menemani ku satu pun. Tubuh ku rasanya sangatlah letih karena seharian penuh beraktifitas di kampus. Aku harus rajin kuliah dan tidak ingin terlambat untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi ku. Mama selalu mengingatkan ku jika studi ini harus aku selesaikan tepat waktu, oleh karena itu aku berusaha serajin mungkin untuk kuliah dan mengerjakan tugas-tugas dari dosen yang terkadang membuat kepala ku mau pecah. Hmm tapi bagaimana pun aku harus mengerjakannya serumit apa pun itu.
Ponsel ku berdering, tanda ada sms masuk. Sahabatku Nita menanyakan kapan aku ada waktu untuk di foto menjadi modelnya. Ya sebenarnya aku memang bukan model tapi kata temanku aku cantik dan menarik untuk menjadi model gratisannya. Hahaha aku terkadang tertawa sendiri mengingat aku ini sebenarnya bukan model tapi temanku selalu memaksa ku untuk di foto menjadi modelnya. Karena bergaul dengan para photographer aku pun sempat dekat dengan beberapa photographer, menurutku mereka tidak tampan sama sekali tetapi mereka keren
Sambil tidur-tiduran aku membuka salah satu social network melalui handphone ku, di timeline ada seseorang yang menulis status, dia photographer yang sedang dekat denganku. Dia juga teman dekat sahabatku Nita, namanya Tama. Aku mengenal Tama dari seseorang teman yang berprofesi sebagai photographer juga, awal bertemu Tama aku kira dia itu sombong tapi ternyata tidak seburuk itu. Hehe
Tama orangnya cuek tapi baik, dia juga ramah dan supel. Nita sangat dekat dengannya, setiap hari mereka membahas tentang photography, aku sampai bosan mendengarnya karena aku tidak mengerti sama sekali. Aku kan cuma bisa jadi model saja.. hehe
***
Hari ini aku janjian bertemu dengan Tama, aku di jemput di rumah, dia sangat ramah dengan ayahku. Tama sudah dewasa, berbeda dengan diriku yang kekanak-kanakan.
“Kamu pengen jalan kemana?”, Tama bertanya kepadaku
“Terserah kamu saja mau kemana..”, kata ku sambil tersipu malu
AC di dalam mobil membuat kulitku bertambah kedinginan, jujur aku sedang gugup tingkat akut saat ini karena aku sedang berduaan dengan Tama di dalam mobil. Aku bingung harus bagaimana, ya Tuhan coba saja saat ini ada Nita di sini pasti aku tidak akan segugup sekarang ini. Tuhan tolong lah aku, aku berdoa dalam hati semoga saja pipi ku tidak tersipu merah.
Tama mengajak ku kesebuah caffe, kami ngobrol di sana tapi aku tidak aktif bertanya karena aku malu harus bertanya apa. Akhirnya Tama yang banyak bertanya, masih dengan sikap cueknya Tama menanyakan tentang kehidupan ku dan kuliah ku. Aku senang dia perhatian denganku, tapi aku merasa aku tak cocok untuk menjadi kekasihnya. Tama laki-laki dewasa, kaya dan punya segalanya. Hmm…
***
Esoknya di kampus aku bertemu dengan sahabat-sahabatku termasuk Nita, sahabatku yang paling jahil ini selalu saja mengerjaiku. Dia mencomblangkan aku dengan Tama, entah bagaimana caranya dia ngotot banget ingin aku jadian dengan Tama. Ya ampun sampai stres aku di buatnya.
Nita tiba-tiba duduk di samping ku dan tersenyum jahil,”bagaimana kencan tadi malam?? Hahay asik kan pastinya??”
“Iiiiihhh cuma dinner doang kok say, kamu jangan tanya aneh-aneh deh”, kataku sambil tersipu malu
Teman-teman yang lain pun menyimak percakapan kami sambil melongo. Karena mereka belum mengenal yang namanya Tama. Nita selalu semangat jika Tama ingin mengajak ku ngedate, tapi sebenarnya aku malu kalau jalan berduaan dengan Tama, aku takut pipi ku merah mendadak. Oh no!!!
Padahal di pikir-pikir sudah tiga bulan aku kenal dengan Tama tapi kenapa jantung ini masih dag dig dug duueerrr rasanya, ya ampuuunnnn!!!!!
Aku suka sama Tama karena Tama dewasa, ya seperti tipe yang selama ini aku impi-impikan. Tapi sepertinya hubungan kami tidak ada kemajuan sama sekali, hmm apa karena aku sering menghindar jika di ajak Tama pergi bareng ya?? Aku sebenarnya takut jika Tama dekat dengan perempuan lain, aku ingin dia hanya dekat dengan ku saja. Ya Tuhan dekatkan lah kami jika kami berjodoh, amiiiin..
***
Oh iya aku lupa mengenalkan nama ku dengan kalian semua, hehe… Kenalkan nama ku Ike, aku anak terakhir dari tiga bersaudara, aku punya empat orang sahabat yang punya karakter yang berbeda-beda dan yang aku punya sahabat paling gila bernama Nita. Segila apa pun dia, aku sangat sayang padanya..:*
Kalian tau tidak, hari ini aku pergi mengikuti pemotretan bersama Nita, Tama dan photographer lainnya. Sebenarnya aku malas sekali menuruti sahabatku yang satu ini tapi demi dia akhirnya aku pun mau di jadikan model untuk hunting foto kali ini. Di foto dan menjadi model itu capek juga ternyata, kita harus mengikuti arahan photographer yang cerewet. Apalagi Tama, dia menyuruh ku untuk bergaya seperti ini itu sampai aku bingung mengikuti arahannya. Siang itu di lokasi pemotretan terasa sangat panas, hmm aku sampai habis dua botol air mineral. Biar saja nanti aku sampai ngompol, biar Nita tanggung jawab karena telah memaksa ku kesini. Dan tanpa sadar ada sesuatu...
Di balik kameranya Tama menatap ku seakan akan sesuatu banget gitu loh. Hahay ketularan syahrini deh.. ups! Hehe
Aku... Aku tak tau apa yang aku inginkan
Aku hanya ingin kau mencintaiku sepenuh hati
Dan aku pun akan mencintaimu sepenuh hati ku
apa pun itu, kekuranganmu dan kelebihanmu
Ku mohon jangan ingkari aku di sini..
Aku memang tak sempurna
Tapi inilah aku apa adanya
Yang selalu mencinta kekurangan dan kelebihanmu
Tik tok.. Tik tok… Jam terus berputar seiring waktu.. siang ini aku sedang duduk sendiri di kursi depan kampus ku. Menunggu seseorang yang dari tadi belum ada tanda-tanda kehidupannya di sekitarku. Jam sudah menunjukan pukul Sembilan pagi tapi sahabatku yang satu ini belum datang juga, padahal sebentar lagi kuliah akan segeran di mulai. Sudah sepuluh kali aku mengirimkan sms tapi dia blm juga datang. Dan taraaaa!! Akhirnya dia datang juga, sudah telat pake nyengir kuda lagi. Ya ampun muka tanpa dosa banget deh..
“Hai sayang… Lama ya nunggunya?? Hehe”, tanya Nita dengan santai.
“Nggak kok, cuma sudah lumutan aja di sini, Hmm..” Jawabku dengan nada penuh tekanan
Di kelas Nita berkicau terus seperti perkutut dan aku pun tidak kalah ceriwisnya dengan seperti burung beo. Di kelas kami bergosip menceritakan si ratu racun keong yang pagi-pagi sudah cari gara-gara dengan ku. Huft sangat menyebalkan..
Tiba-tiba Nita menceritakan ide gilanya, katanya dia dan teman-teman photographernya akan mengadakan touring sekaligus hunting. Rencananya mereka akan menginap dan menyewa villa di dekat puncak. Dan yang lebih gila lagi dia menyuruh ku untuk ikut juga, ya ampuun pasti di sana ada Tama, hmm sehari bertemu Tama aja jantung mau copot, apa lagi dua hari satu malam bersama Tama di tempat yang sama bisa-bisa aku pingsan karena tidak bisa menahan jantung yang mau keluar sendiri.
Inikah yang di namakan gejolak asmara, hmm rasanya tidak karuan sekali. Nita terus memaksa diriku untuk ikut serta, dan akhirnya pun aku menurut. Saking girangnya dia sampai berteriak sangat kencang, sungguh memalukan. Hadeeeh…
***
Dan hari yang di tunggu-tunggu itu pun akhirnya tiba, aku stress membayangkan hari ini dari seminggu yang lalu. Aku takut salah tingkah di hadapan Tama, aku takut pipi ku tersipu malu di depan nya dan merona merah seperti buah apel ranum. Oh Tuha lancarkan lha hari ku bersamanya, jangan sampai ada hal memalukan yang terjadi nantinya. Amiin
Pukul sepuluh pagi Nita sudah menjemputku di rumah, sepanjang perjalanan aku hanya teridam membisu padahal dari tadi aku lihat Nita mengoceh dengan Tama, entah apa yang mereka ceritakan aku tidak menyimak. Tama kok kamu cuek banget sih sama aku?? Hati kecilku berteriak… Oohhh noo!!
“Say bangun! Ini sudah sampai”, Nita membangunkan tidurku
Oh my God! Ternyata aku tertidur sepanjang perjalanan. Hmm pulas sekali kayanya sampai-sampai tidak terasa sudah sampai di tempat tujuan. Akhirnya aku pun masuk ke dalam sebuah villa yang lumayan bagus, villa nya lucu bentuknya minimalis dan simple tapi di kelilingi taman kecil dan sebuah ayunan di depannya. Rasa angker pun tidak ada di sini.. hiiiiy ngeri deh.. hoho
Mala mini aku dan Nita tidur berdua dalam satu kamar. Di dalam villa ini terdapat tiga buah kamar yang isinya ada lemari dan springbed ukuran sedang cukup untuk dua orang. Agenda hari pertama adalah tidur dan tidur. Hahaha aku memang hoby tidur, dalam sehari aku bisa tidur tiga kali. Itu kebiasaan yang sangat susah untuk di hindari, apalagi ketika kondisi tubuhku tidak stabil, tidur lah yang menjadi obatnya.
Malam ini Tama mengajak ku ke bukit di belakang villa, di bukit itu pemandangannya indah sekali. Terlihat lampu-lampu rumah yang terlihat seperti bintang yang bertaburan. Di langit ada bintang yang bertaburan, di bawah sana ada lampu-lampu rumah dan jalanan yang bertaburan dan di hati ku ada tentang Tama yang bertaburan. Di sebelah sana terlihat Nita sedang asik ngobrol dengan Andi, entah apa yang mereka ceritakan yang penting di sini aku sedang bersama Tama. Untung saja tempat ini tidak terlalu terang, kalau tidak pipi ku yang bersemu merah pasti sudah terlihat jelas. Senang sekali rasanya berada di sini, hoho aku seperti mau terbang saking senangnya. Terlihat dari cahaya samar-samar hidung Tama yang mancung dan kulitnya yang putih. Oohh aku malah menghayal menjadi bella swan di film Twilight, berhayal kalau Tama menjadi Edward Cullen si vampire tampan. Oh no!!

Selama Tama bercerita aku sibuk menghayal yang tidak, eittss dasar otak gebleg. Please deh ke, ini si Tama bukan Edward Cullen. Hadedeh.. beraatt!!
“Ke, kamu kenapa?? Heh! Kok melamun sih??”, Tama mengagetkanku.
“Eh! Hah?? Iya?? Kenapa Tam??”, waduh aku malu sekali ketahuan melamun kaya orang bego
“idiiih melamun apa ke?? Apa jangan-jangan kamu malah ketiduran ya??”, Tama tersenyum jahil.
“Umm.. Nggak kok Tam, aku nggak ngantuk.. Lanjutkan saja ceritamu. Hee..”, aku tersenyum malu.
“Ke, kamu mau nggak jadi pacarku? Aku rasa kita sudah lumayan dekat kan? Nita juga setuju kok kalau kita jadian. Kamu mau nggak ke?”
What?? Apa yang barusan dia katakana itu serasa menembus gendang telingaku. Jueder rasanya tidak karuan. Aku bingung, lagi-lagi aku bingung (hoby ku suka bingung) ya Tuha aku harus berkata apa ya?? Oh my God!!
“Kamu yakin Tam? Kok kamu bisa suka sama aku sih? Aku kan Cuma gadis biasa?”, aku bertanya sambil terbata-bata.
“Aku merasa kita cocok, tapi kalau kamu merasa nggak cocok ya sudah”. Kata-katanya itu seperti tidak serius kalau dia suka sama aku. Apa benar ya Tama suka sama aku, aku malah merasa aneh dia suka sama aku. Apa aku tolak saja ya? Hmm tapi kan aku suka sama Tama, makin kacau saja pikiranku.
Aku punya perasaan dengannya tapi aku takut dia hanya mempermainkan diriku, sudah lah cukup mereka para lelaki menyakiti hati ku. Aku ingin cinta yang sebenarnya, ya Tuha bolehkah aku minta cinta yang tulus saat ini? Aku harap Tama benar-benar mencintaiku. Saat doa ku terpajatkan tiba-tiba ada sinar yang saat indah lewat di atas langit tempat kami duduk sekarang ini. Ada bintang jatuh dan itu benar-benar sangat indah, Tuhan apa ini benar-benar tanda dari awal semua ini? Aku harap begitu.
Dari hatiku yang paling dalam akhirnya ku putuskan aku ingin menjadi kekasih Tama, dan Tama sangat senang sekali mendengarnya. Di sana ada Nita kucrut yang tidak tau apa-apa, dia tidak tau kalau temannya ini baru saja mendapatkan kekasih hati. Aku pun berpegangan tangan dengan Tama sambik menatap indahnya langit mala mini, semoga saja malam seperti ini akan terus ada sampai besok dan seterusnya. Terimakasih Tuhan engkau telah mengirimkan sahabat yang sangat menyayangiku dan kekasih yang baik hati.

cerpen by Sopranita Ajeng Kartika